Sesingkat jeda antar detik,
namun lebih abadi dari ukiran.
Sanggup untuk dikenang,
namun tak lagi bisa diulang:
waktu denganmu.
faa_
Sesingkat jeda antar detik,
namun lebih abadi dari ukiran.
Sanggup untuk dikenang,
namun tak lagi bisa diulang:
waktu denganmu.
faa_
Sayangnya,
tidak semua perasaan diberi kesempatan
untuk berjumpa, tersampaikan dan bahagia.
beberapa hati ditakdirkan untuk sekedar berangan.
faa_
Bolehkah aku menjadi pencuri senja?
hanya diriku yang dapat mendekapmu dalam pelukan malam,
sedang yang lain hanya sebatas menyaksikan jingga perpisahan di kejauhan.
faa_
Dirinya bak purnama merebut
hatimu, sementara aku meredup disini.
Aku sadari, redupku tak seindah
terangnya, namun hatiku tetap berharap
pada sedikit cahaya
faa_
Dua jiwa pengembara
tanpa kompas pasti,
Berjumpa di persimpangan tak terduga.
Dari jalur yang berbeda, tanpa disangka langkah kaki beriringan.
Perlahan waktu bergulir, hingga mengukir kisah.
Pemahaman mendalam menjembatani jiwa,
hadir rasa yang teramu, seerat akar pohon tua.
Nyata sadar menyapa, berucap tentang pertemuan ini bagai fatamorgana. Hanya jalan buntu yang menanti di ujung petualangan.
Pilihan pahit menghadang ujungnya:
Melompat ke jurang
mengakhiri penantian,
meski luka menganga,
membawa kenangan membekas.
Atau...
kembali ke pangkal jalan
bersama mencari arah baru,
dengan harapan, salah satu dari kita
akan menjadi bintang penunjuk.
faa_
Sesingkat jeda antar detik, namun lebih abadi dari ukiran. Sanggup untuk dikenang, namun tak lagi bisa diulang: waktu denganmu. faa _