Perayaan Hari Lahir Kingdom Lab Art Ke-XVII x Melodi Kata
(Dok. Kingdom Lab Art)
Dalam semangat merayakan perjalanan panjang dan penuh warna selama 17 tahun, Kingdom Lab Art menggelar acara spesial yang tak terlupakan. Puncak perayaan ini menampilkan kolaborasi unik dari salah satu ordo di Kingdom Lab Art, yaitu Ordo Sastra, dengan tajuk "Melodi Kata".
Sambutan dan Pemotongan Tumpeng
Acara diisi dengan beberapa sambutan dari Ketua Umum HMJ Biologi FMIPA UNM dan Ketua MBKM HMJ Biologi FMIPA UNM (LPM Bioma & MPA Gleocapsa) serta tentunya oleh Kakanda Demisioner Kepengurusan Kingdom Lab Art yang telah mendukung Kingdom Lab Art hingga saat ini. Mereka berbagi harapan dan doa untuk Kingdom Lab Art kedepannya agar terus berkarya dan mengekspresikan diri dalam berkarya seni sastra. Kemudian, sebagai simbol rasa syukur dan kebersamaan, dilakukan pemotongan tumpeng yang menandai malam puncak Hari Lahir Kingdom Lab Art ke-XVII pada Rabu, 26 Juni 2024.
Melodi Kata: Perpaduan Seni dan Sastra
Setelah acara seremonial, hadirin diajak menikmati pertunjukan mini yang memukau oleh Ordo Sastra. "Melodi Kata" menampilkan lima puisi dengan konsep yang berbeda-beda, menciptakan suasana yang kaya dan beragam. Puisi-puisi ini dipilih dari beberapa karya-karya varietas Kingdom Lab Art yang merepresentasikan keunikan dan keragaman kreativitas varietas Kingdom Lab Art dengan tema Harapan dan Impian.
Penampilan Puisi "Aku Pamit Kali Ini" karya Abdul Rahman oleh
Nurul Afifah (Arthuporia XV)
(Dok. Kingdom Lab Art)
Dalam pentas mini "Melodi Kata" yang memukau, penampilan pertama dibuka oleh Nurul Afifah (Arthuporia XV) yang membawakan puisi "Aku Pamit Kali Ini" karya Abdul Rahman. Puisi ini adalah sebuah perjalanan emosional yang mendalam melalui perasaan cinta yang tak berbalas, keraguan, dan keputusan untuk melepaskan. Setiap bait menggambarkan perjuangan batin seseorang yang mencoba melupakan cinta yang tak pernah menjadi miliknya, cerminan dari kepedihan dan kebijaksanaan yang muncul dari pengalaman tersebut.
Penampilan Puisi "Merindu Lapang" karya Nurfathunnisa oleh
Nurul Afifah (Arthuporia XV), Finesia (Arthuporia XV), dan Sri Damayanti (Arthuporia XVI)
(Dok. Kingdom Lab Art)
Penampilan kedua oleh Nurul Afifah (Arthuporia XV), Finesia (Arthuporia XV), dan Sri Damayanti (Arthuporia XVI) dengan puisi "Merindu Lapang" karya Nurfathunnisa, menggambarkan perjuangan batin seseorang yang merasa terjebak dalam kegelapan dan kesesakan hidup. Dengan kata-kata yang lirih dan penuh keputusasaan, puisi ini mengungkapkan rasa tak berdaya dan permohonan tulus kepada Tuhan untuk diberi kekuatan. Setiap baitnya mengajak kita merasakan kepedihan yang mendalam, seolah-olah kita sendiri yang berada dalam situasi tersebut.
Penampilan Puisi "Tak Sejalan" karya Abdul Rahman oleh
St. Rahmawati S. (Arthuporia XV) dan Nur Azizah Radiah (Arthuporia XV)
(Dok. Kingdom Lab Art)
Penampilan ketiga oleh St. Rahmawati S. (Arthuporia XV) dan Nur Azizah Radiah (Arthuporia XV) dengan puisi "Tak Sejalan" karya Abdul Rahman, mengeksplorasi perasaan terjebak dalam cinta yang tak mungkin bersatu. Harapan dan kenyataan saling bertentangan dalam setiap bait, menyampaikan betapa sulitnya melepaskan sesuatu yang tak sejalan dengan masa depan yang diharapkan. Kata-kata yang menyentuh dan mendalam membuat kita merasakan pergulatan emosi yang penuh dengan ketidakpastian dan keraguan.
Penampilan Puisi "Tak Sejalan" karya Abdul Rahman oleh
Athifa Afdhalia (Arthuporia XIV)
(Dok. Kingdom Lab Art)
Penampilan keempat oleh Athifa Afdhalia (Arthuporia XIV) yang membawakan puisi "Pemimpi yang Lupa pada Mimpinya" karya Fitri Ramadani, menyelami kedalaman hati seorang pemimpi yang tersesat dalam ketakutannya sendiri. Dengan kata-kata yang tajam dan introspektif, penulis menggambarkan perjuangan batin seseorang yang merasa terjebak dalam bayang-bayang ekspektasi orang lain, melupakan mimpinya sendiri, dan terperangkap dalam kebimbangan. Setiap baris mengungkapkan keraguan, kesedihan, dan rasa kehilangan akan identitas diri.
Penampilan Puisi "Bahagia dan Luka" karya Sheptiani Caesar Hasan oleh
Lovely Grace Rimba (Arthuporia XV) dan Septika Kurnia Utami (Arthuporia XVI)
(Dok. Kingdom Lab Art)
Penampilan kelima menampilkan Lovely Grace Rimba (Arthuporia XV) dan Septika Kurnia Utami (Arthuporia XVI) dengan puisi "Bahagia dan Luka" karya Sheptiani Caesar Hasan. Puisi ini adalah refleksi dari pengalaman mendalam tentang cinta yang penuh dualitas—kebahagiaan yang tak terelakkan dan luka yang tak terlupakan. Dengan kata-kata yang puitis dan penuh makna, puisi ini mengilustrasikan bagaimana pecahan-pecahan kenangan dan harapan yang hancur bisa meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di hati. Melalui penampilan ini, kita diajak untuk merenungkan tentang keindahan dan kepedihan yang seringkali berjalan beriringan dalam hidup.
Malam itu, Melodi Kata bukan hanya sekadar pentas puisi, tetapi juga sebuah perjalanan emosi dan pemikiran yang menyentuh. Setiap puisi diiringi dengan melodi yang indah, menciptakan harmoni antara kata-kata dan musik yang mampu menggugah perasaan penonton.
Dengan semangat kebersamaan dan dedikasi yang kuat, Kingdom Lab Art telah menciptakan momen istimewa yang akan selalu dikenang. Semoga di usia yang ke-17 ini, Kingdom Lab Art terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak orang melalui karya seni dan sastra.
Selamat Ulang Tahun Kingdom Lab Art yang ke-XVII! Tetap berkarya dalam keterbatasan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar