Aku manusia pengecut yang takut untuk bermimpi
Yang selalu
menyibukkan diri dengan cerita 'mereka'
Bagiku,
hidup adalah bagaimana caraku memuaskan ekspektasi
Malamku
sudah habis dilahap tangisan tersedu
Ragaku
kosong, terkunci, di sudut yang tak pernah dijamah mata manapun
Manusia satu
ini tidak tau caranya bermimpi
Ia hanya
menyalin apa yang dimimpikan orang lain
Lalu
mengharapkan validasi atas plagiatnya
Tulisannya
yang dulu sempat menari-nari
Seakan
amnesia
Lupa apa
yang ia ceritakan dalam torehnya
Kadang
mereka bertanya,
Kelabu mana
yang lebih kusuka
Aku tidak
tau
Aku lupa
dengan warna itu
Yang samar
kutau
Aku adalah
seorang pemimpi yang malu dengan mimpi-mimpinya
Menguburnya
dalam2,
dan lupa,
apa pernah?
Seorang
pengecut, yang bersembunyi dibalik mimpi manusia lain
Mengoreksi
kanvasnya,
sedang
kanvasku, dimana?
Aku hanya
pemimpi yang lupa dengan apa yang pernah dimimpikannya
Takut dengan
kegagalan dan kemungkinan lainnya di masa depan
Mungkin aku
hanyalah pengecut, yang berlindung dengan lupa
Setelah
ditelanjangi ekspektasi
Lalu dikubur
hidup-hidup bersama yang kau sebut mimpi itu
Berjalan
dengan kaki yang gemetaran menerka, nanti akan jadi apa?
Lantas? Apa
salah jika aku memilih tenggelam dalam lupa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar