Hari bertamu semakin sering
Waktu bahkan telah usai menemani
Hingga hanya menyisakan kenangan perlahan berkabut mengudara
Perasaan tak lagi meronta
Imajinasipun tak lagi menggebu
Semua terpejam dalam belenggu yang mulai merana dalam kata mimpi dan
harapan
Antara hukum semesta atau perasaan
Semua saling berbenturan sungguh tak sejalan
Satu sisi berusaha pasrah
Namun sisi yang lainnya malah tersiksa dan terluka
Menjauhinya sungguh pahit
Melepasnya sungguh berat
Namun sebagai manusia yang paham
Kembali kutelan dalam ikhlas dan pasrah
Meski tak segampang katanya
Itulah harga sebuah kebenaran
Semakin lama belenggu rasa telah memenjarakan
Bahkan melukai batin hingga menggerus ribuan mimpiku
Keputusannya adalah bumerang bagiku
Meski tersirat makna kebaikan antara kita
Tapi nyatanya menyakiti bahkan membunuh tak bersisa
Hingga untuk menyesap udarapun terasa pekat dan pahit
Logikaku bahkan melupa ragaku
Rasaku bahkan melupa hatiku
Hingga cintaku bahkan melupa siapa diriku
Salahkah jika aku mengeluh wahai harapan?
Salahkah jika aku bersedih wahai harapan?
Pada akhirnya semua sebatas imingan mimpi tak berbuah nyata
Berharap akan waktu yg memihak
Nyatanya sebatas tikaman yg menenggelamkan
Kali ini aku menyerah
Berjuang pun rasanya terlalu diluar kuasa
Bahkan Ku tak ingin berharap lebih karena ku sadar aku bukan apa-apa
dan bukan siapa-siapa malah
Aku sadar duniaku dan duniamu berbeda
Bahkan diriku bukanlah bagian dari masa depanmu
Tak pantas rasanya aku berharap apalagi bertahan jika kau tak
menginginkan
Tentunya dengan melepas dirimu dalam logika dan hatiku adalah pilihan
di hari-harimu
Aku rela meski cukup berat dan menyesakkan untukku
Biarlah kutitipkan dirimu dan rasaku kepadanya
Biarlah kau menjadi kenangan termanisku
Dan biarlah waktu yang jadi penyembuh lukaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar